Please use this identifier to cite or link to this item:
http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/4103
Title: | PEMERIKSAAN KADAR SGOT PADA PENDERITA TUBERCULOSIS PARU YANG DIRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN |
Authors: | MEDIS LASMARIA SIAHAAN |
Keywords: | Tuberculosis paru, Obat anti tuberculosis, enzim transminasi |
Issue Date: | 1-Sep-2018 |
Citation: | Medan |
Abstract: | Rumah sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah satu Rumah sakit pemerintah tipe A dan merupakan Rumah Sakit rujukan dari berbagai daerah atau bahkan dari luar kota. Rumah sakit ini juga salah satu Rumah sakit yang menangani penderita penyakit Tuberculosis paru.Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menginfeksis siapa saja dan menyerang organ paru-paru, dengan gejala batuk, demam, batuk berdarah, sesak nafas dan nyeri dada. Penyakit ini menginfeksi jutaan orang dan salah satu pencegahannya yaitu dengan pengobatan dengan obat anti tuberculosis, dan pengobatan yang bertujuan menyembuhkan dan juga menimbulkan permasalahan baru yaitu hepatoksisitas. Maka dari itu pada penderita Tuberculosis pentingnya untuk melakukan pemeriksaan SGOT agar mengetahui kadar SGOT dalam Darah. Nilai normal SGOT 5 – 34 U/L Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar SGOT pada penderita Tuberculosis paru yang dirawat jalan di Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan, dan diperiksa di Laboratorium Patologi Klinik di RSUP.H. Adam Malik Medan pada bulan Mei-Juni 2018. Metode pemeriksaan sampel yang digunakan adalah AST IFCC, dilakukan terhadap 25 sampel darah yang dilaksanakan pada bulan Mei 2018. Penelitian ini dengan metode descriptif experimen study. Hasil pemeriksaan kadar SGOT setelah melakukan pemeriksaan diperoleh hasil sebagai berikut: kadar SGOT yang meninggi sebanyak 18 sampel (72%), sedangkan hasil kadar SGOT yang normal 7 sampel (28%), Pada umumnya penderita Tuberculosis paru yang sedang menjalani pengobatan mengalami peningkatan kadar SGOT, hal ini disebabkan obat-obat anti tuberculosis yang gagal dimetabolisme dalam hati, infeksi penyakit lain dan juga nilai gizi yang kurang terhadap asupan pasien. Oleh sebab itu disarankan sebelum dan selam pengobatan agar melakukan pemeriksaan fungsi hati dan agar terhindar dari penyakit tuberculosis, maka dianjurkan minum obat secara teratur dan meningkatan gizi serta kebersihan lingkungan. |
URI: | http://poltekkes.aplikasi-akademik.com/xmlui/handle/123456789/4103 |
Appears in Collections: | KTI D III TLM WISUDA TAHUN 2018 |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
KARYA TULIS ILMIAH.pdf | 1.44 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.