GAMBARAN KANDUNGAN BORAKSPADA BAKSO YANG DI PERJUALBELIKAN DI MASYARAKAT

Abstract

Bakso merupakan produk olahan dari daging giling baik daging sapi, ayam, ikan, dan udang yang dicampur dengan tepung dan bumbu – bumbu lain yang dihaluskan dan kemudian dibentuk bulatan dan direbus hingga matang. Dalam pengolahan bakso sering ditambahkan bahan tambahan pangan (BTP) yang bertujuan untuk mempengaruhi sifat, bentuk dan tekstur penampilan makanan tersebut. Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu ruangan. Pada dasarnya penggunaan Boraks tidak memiliki kadar minimun karena BPOM sudah melarang penggunaanya sejak Juli 1978. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran kandungan boraks pada bakso yang dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan menggunakan data sekunder dengan cara melakukan studi literature atau review penelitian yang sudah ada. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 sampel dari enam literature (Desmita Muada,dkk,2019), (Ade Maria U,2015), (Titin Aryani, Aji BagusW,2018), (Sabtanti Harimurti, Asep Setiyawan,2019), (Nur Intan Sari, Misnati,2018), (Indra Tubagus, dkk,2013) dengan metode kualitatif. Berdasarkan cara kerja dengan Metode Uji Kurkumin didapatkan hasil bahwa 41 bakso yang diperjualbelikan dimasyarakat positif mengandung boraks dan 59 bakso yang diperjualbelikan di masyarakat tidak mengandung boraks (negatif) dengan hasil persentase data dapat disimpulkan bahwa (41%) sampel mengandung boraks dan (59%) sampel tidak mengandung boraks, Namun dari data tersebut masyarakat tetap dihimbau untuk selalu berhati-hati dalam memilih makanan yang akan di konsumsi.