Formulation and In-vitro Penetration Test Of Ketoconazole Nanoemulsion

Abstract

Formulation and In-Vitro Penetration Test of Ketoconazole NanoemulsionErnoviya1andAfriadi2,31Department of Pharmacy, Health Polytechnic Ministry of Health, Medan, North Sumatera, Indonesia. 2Faculty of Pharmacy and Health, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia 3Haji Adam Malik General Hospital Medan, IndonesiaAbstract. This study was aimedto formulate ketoconazole into nanoemulsionformandtocomparedthe penetrationabilityof each formula with ketoconazole cream on the marketas control. Formulationof nanoemulsionuses spontaneous methods and and also measurement of particleusing the Particle Size Analyzer (PSA). In vitro penetration test usedFranz diffusion cells. The results showed that nanoemulsionofeach formula had different particle sizes, it was due to the distressof homogenizing two different systems, the duration and speed of stirring also affectthe homogenity. The higherconcentration of surfactant (tween 80) inthe nanoemulation preparation could increasing the penetration ability of the preparation, but if the concentration exceeds the critical micelle concentration (CMC), a tight surfactant matrix (tween 80) will be formed which causes the release of ketoconazole to be slowed. Based on the observation, the highest penetration test was formula F3 as many as4,268.01 μg/cm.Keywords:ketoconazole, nanoemulsion, penetration testAbstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ketokonazol menjadi nanoemulsi dan membandingkan penetrasi masing masing formula serta dengan krim ketokonazol yang ada di pasaran. Pembuatan formula menggunakan metode nanoemulsi spontan dan pengukuran partikel menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Uji penetrasi secara in-vitro menggunakan sel difusi Franz. Hasil pengukuran partikel sediaan nanoemulsi menunjukkan bahwa masing-masing sediaan memiliki ukuran yang bervariasi, hal ini disebabkan sulitnya menghomogenkan dua sistem yang berbeda, selain itu beberapa faktor lain seperti lama maupun kecepatan pengadukan juga menyebabkan sediaan tidak homogen. Semakin tinggi konsentrasi surfaktan (tween 80) dalam sediaan nanoemulasi maka kemampuan penetrasi sediaan makin tinggi, tetapi apabila konsentrasinya melebihi konsentrasi misel kritis (KMK) maka akan terbentuk matriks surfaktan (tween 80) yang rapat dan menyebabkan pelepasan ketokonazol menjadi diperlambat. Hasil pengujian penetrasi tertinggi pada formula F 3yaitu sebesar 4,268.01 μg/cm. Kata kunci:ketokonazole, nanoemulsi, uji penetrasi