DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH PALA (Myristica fragrans) PADA PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus

Abstract

Buah pala (Myristica fragrans) digunakan sebagai obat tradisional yang dipercayai dapat menangkal infeksi yang disebabkan oleh bakteri, salah satunya bakteri Staphylococcus aureus. Pala berasal dari kepulauan Banda, Maluku (Winkanda, 2015). Pala mengandung senyawa fenol, terpenoid, flavonoid, yang berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak buah pala terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Systematic Review dengan desain penelitian deskriptif. Objek yang digunakan terdiri dari 5 artikel yaitu (Nursanah, (2014)) menunjukkan pada konsentrasi 8% sudah mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan efektif pada konsentrasi 70%, (Praisia M. E. Rumopa, dkk, (2016)) menyatakan konsentrasi 100% paling efektif , (Ashish Deep Gupta, dkk, (2013)) menyatakan dengan konsentrasi 10% telah mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, (Gayatri. R & V. Anuradha. (2018)) menyatakan konsentrasi 1% sudah memiliki daya hambat. (Teuku Hadi Wibowo Atmaja, dkk, (2017)) konsentrasi 100% dengan zona hambat terluas. Dari hasil penelitian didapatkan konsentrasi ekstrak buah pala (Myristica fragrans) yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah konsentrasi 70% karena memiliki daya hambat yang kuat. Dengan rerata zona hambat pada konsentrasi 70-100% adalah 21,9 mm.