Please use this identifier to cite or link to this item: http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/6779
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorRENI DWI HASTUTI-
dc.date.accessioned2023-06-12T16:15:27Z-
dc.date.available2023-06-12T16:15:27Z-
dc.date.issued2022-09-01-
dc.identifier.urihttp://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/6779-
dc.description.abstractKulit bawang merah merupakan salah satu tanaman yang diketahui memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder diantaranya flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol. Golongan flavonoid yang terdapat pada kulit bawang merah adalah flavonol yang berkhasiat sebagai antioksidan kuat serta diketahui dapat mengurangi resikp tumor, kanker, penyakit jantung, stroke, bronchitis, asma dan anti peradangan. Review ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit bawang merah terhadap bakteri Staphylococcus aureus ditunjukan dengan terbentuknya zona hambat. Review ini menggunakan jenis penelitian systematic review dengan desain penelitian deskriftif serta menggunakan data sekunder. Objek yang digunakan terdiri dari 5 artikel ((Misna et al., 2016), (Melzi et al., 2019), (Fitria et al., 2018), (Trirakhma et al., 2018), dan (Triyani et al., 2018)). Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran dan difusi cakram. Hasil penelitian (Misna et al., 2016) menunjukan bahwa konsentrasi ekstrak kulit bawang merah 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan aktivitas antibakteri yaitu 7,00 mm. Hasil penelitian (Melzi Octaviani et al., 2019) menunjukan konsentrasi 1,5625% sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan aktivitas antibakteri yaitu 8,97 mm. Hasil penelitian (Fitria Dewi Sulistiyono et al., 2018) menunjukan zona hambat tertinggi pada konsentrasi ekstrak kulit bawang merah 25% dengan rata-rata diameter zona hambat 19,5 mm. Hasil penelitian (Trirakhma Sofihidayati et al., 2018) menunjukkan diameter zona hambat terbesar dan terkecil ekstrak kulit bawang merah terbesar pada konsentrasi 80% dengan zona hambat 22 mm dan terkecil pada konsentrasi 20% dengan zona hambat 18 mm. hasil penelitian (Triyani et al., 2018) menunjukan bahwa uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dari F3 hasil menunjukan bahwa aktivitasmya lebih baik dibandingkan larutan AgNO3 1,0 mM yang tidak berukuran nanometer.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectStaphylococcus aureus, Kulit bawang merah, Efektivitas.en_US
dc.titleGAMBARAN EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureusen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:KTI D III TLM WISUDA TAHUN 2022

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
KTI RENI(1).pdf2.44 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.