UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus

Abstract

Bandotan (Ageratum conycoides L.) merupakan tumbuhan liar yang mudah didapat di Indonesia dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma). Ekstrak daun bandotan mengandung zat antibakteri yaitu berupa senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, minyak atsiri dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Review ini bertujuan untuk mengetahui adanya daya hambat dari ekstrak daun bandotan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat. Review ini menggunakan jenis penelitian sistematik review dengan desain penelitian deskriptif serta menggunakan data sekunder. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi. Objek yang digunakan terdiri dari 5 artikel referensi yang diperoleh dari penelitian ((Nurhidayati Harun, 2017), (Muh. Farid Hasyim, 2020), (Rejkal & Rosdarni, 2020), (Divina Dinda Hayati, dkk, 2020), (Lovera Anggraini, dkk, 2022)). Hasil penelitian dari kelima artikel referensi didapatkan konsentrasi ekstrak daun bandotan yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus hanya pada artikel pertama dan artikel kedua karena memiliki daya hambat yang kuat. Artikel pertama yaitu pada konsentrasi 20% dengan diameter 13,7 mm, 40% dengan diameter 17,6 mm, 60% dengan diameter 19,6 mm, 80% dengan diameter 23 mm. Artikel kedua pada konsentrasi 15% dengan diameter 22,70 mm, 25% dengan diameter 25,13 mm, dan 35% dengan diameter 26,94 mm. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun bandotan maka semakin besar daya hambat atau diameter zona hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.