Please use this identifier to cite or link to this item: http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/7664
Title: GAMBARAN INFEKSI SIFILIS PADA PENDONOR DARAH MENGGUNAKAN METODE CLIA (CHEMILUMINESCENCE IMMUNOASSAY) DI UDD PMI KOTA MEDAN
Authors: BELLA APRILIA PRAMUDITA
Keywords: Sifilis, Pendonor Darah, CLIA
Issue Date: 1-Sep-2023
Abstract: Donor darah diindikasikan dalam pengobatan berbagai kondisi termasuk trauma, gangguan perdarahan dan kehilangan darah karena pembedahan. Namun, donor darah juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya infeksi menular seksual. PMI sebagai organisasi terbesar yang bergerak dibidang sosial khususnya donor darah telah menetapkan uji saring atas 4 parameter penyakit infeksi tersebut, hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.7 tahun 2011 yang meliputi Sifilis, HIV/AIDS, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Sifilis merupakan infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat ditularkan melalui kontak seksual, kongenital, atau melalui komponen darah. Penggunaan CLIA (Chemiluminescence Immunoassay) dalam pemeriksaan IMLTD telah dievaluasi, direkomendasikan, serta dilatihkan ke UTD yang tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.91 Tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah pendonor darah yang terinfeksi Treponema pallidum di Unit Donor Darah PMI Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Waktu penelitian dimulai dari November 2022 sampai Juni 2023 dengan jumlah sampel 88 orang yang dihitung menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan dari 88 sampel pendonor darah ditemukan 2 orang reaktif sifilis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari 88 sampel pendonor darah 2 sampel (2%) diantaranya terinfeksi sifilis. Sementara itu, 86 sampel (98%) lainnya non reaktif sifilis. Berdasarkan usia, hasil pemeriksaan sifilis ditemukan pada kelompok usia 41-46 tahun sebanyak 1 orang (50%) dan pada kelompok usia 53-62 tahun sebanyak 1 orang (50%). Berdasarkan jenis kelamin, hasil pemeriksaan reaktif sifilis hanya ditemukan pada jenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 2 orang (100%), sementara itu pada jenis kelamin perempuan tidak ditemukan hasil pemeriksaan reaktif sifilis (0%). Saran dari penelitian ini diiharapkan masyarakat dapat memahami bahaya serta resiko dari penyakit sifilis, masyarakat dapat menjaga kesehatan tubuh dan juga gaya hidup yang sehat, tidak melakukan hubungan seks bebas, jika mendapati beberapa gejala sifilis segera melakukan pengobatan agar sifilis tidak berkembang ke stadium selanjutnya.
URI: http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/7664
Appears in Collections:KTI D III TLM WISUDA TAHUN 2023

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
KTI_Bella Aprilia Pramudita.pdf1.91 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.